Date a boy who travels would get you more than a series of sit-in dates in fancy restaurants. Your dates will involve exploring the city, savouring the evening air, and tasting one of the cheapest foods in the bank of Code River.
A boy who does not mind sitting hours in a wrecked bus to Tangkahan, North Sumatra, a boy who prefers taking you to exploring the woods rather than sitting two-hours in the movie – he will spend the last one hour snoring!
He will enjoy the hours of waiting the boat in Bangsal taking tons of pictures, rather than booking a convenient boat to go to Gili T in Lombok.
The cycle of our life and all the fun that follows
Marry a man who treasures new experiences over a steady lifestyle. He will not bore you with the details of his day-to-day jobs after hours, but a discussion over where Diego Bunuel (or Charlie Boorman) is heading aired on NatGeo Adventure instead.
Tokyo, sebagai ibukita Jepang adalah salah satu tujuan wisata yang sangat menarik untuk dikunjungi. Walaupun terkenal sebagai kota yang mahal (yang benar sangat mahal), dengan adanya penerbangan berbiaya murah tentu saja kita dapat sedikit berhemat dari segi tiket. Bulan Oktober tahun lalu saya, Papa Krewel, dan Oliq sangat menikmati musim gugur di Tokyo. Di bawah ini objek-objek wisata yang wajib dikunjungi.
Hari 1
1. Tokyo Skytree yang didapuk sebagai menara tertinggi di dunia (dan bangunan tertinggi ke dua setelah Burj Khalifa di Dubai). Kami harus antri beberapa jam, karena kebetulan pergi pada hari Sabtu. Di sini saya sempat mutung kasarung sama Puput, karena terpaksa harus antri sambil nyusuin Oliq dalam gendongan. Tips: sebaiknya datang pada hari kerja dan memesan tiket terlebih dahulu secara online.
Menyambung tulisan saya beberapa bulan yang lalu (hijab backpacking ke India, Australia, Malaysia, Thailand), ini bagian ke duanya. Sedikit mengulang, ini hanyalah pengalaman saya melakukan backpacking di beberapa daerah dan negara, dan bagaimana persepsi orang-orang melihat saya yang berkerudung (maaf, saya tidak pernah menggunakan kata jilbab). Namun tidak hanya itu, cerita ini juga berisi tentang pengalaman tetap menjalankan rukun Islam di negara lain. Kali ini adalah tentang kunjungan kami ke Jepang bulan Oktober lalu.
Yang pertama muncul dalam benak saya adalah kurangnya exposure orang Jepang dengan Islam. Kira-kira mereka akan melihat kami seperti apa ya? Apalagi Puput berjenggot (yang tetep ngeyel jenggoten padahal istrinya risih karena jadi selalu ingat Syekh Puji – hih jijay!).
Harajuku adalah pusat mode di Jepang. Berbeda dengan Paris, Milan, atau New York, fashion di Harajuku lebih ekspresif dan tidak kenal batas. Bagi wisatawan seperti saya saat berkunjung ke Tokyo, menyaksikan anak-anak muda Jepang berdandan gila di Harajuku wajib dilakukan.
Harajuku adalah sebuah area pusat perbelanjaan di Tokyo, terletak di antara dua wilayah terkenal lainnya, Shinjuku dan Shibuya. Toko-toko fashion ternama berdiri di lingkungan ini, di sekitar stasiun kereta Harajuku yang berada di jalur Yamanote. Suasana yang selalu ramai pada hari Minggu.
Tokyo Skytree merupakan menara tertinggi di dunia dengan tinggi 634 meter. Menara ini juga merupakan bangunan tertinggi di dunia kedua setelah Burj Khalifa di Dubai.
Walaupun fungsi utama dari menara ini adalah menyiarkan sinyal televisi dan radio, Menara Skytree merupakan salah satu objek wisata paling banyak dikunjungi di Tokyo. Bagian dasar dari Tokyo Skytree. (Olenka Priyadarsani)
An Indonesian family backpacker, been to 25+ countries as a family. Yogyakarta native, now living in Crawley, UK. Author of several traveling books and travelogue. Owner of OmahSelo Family Guest House Jogja. Strongly support family traveling with kids.