Kisah ini bermula sekitar delapan bulan yang lalu – yang lagi-lagi gara-gara tersihir promo free seat AirAsia.Waktu itu saya ada di Jogja, baru saja melahirkan Ola. Siapa sih yang nggak tergoda kursi gratis dan hanya bayar pajak bandara saja? Siapa coba? *ngacung*
Karena menurut prediksi saya akan berada di Kuala Lumpur beberapa bulan mendatang, saya – dengan sangat tidak selfish-nya – membookingkan tiket untuk Mama dan Papa saya (Uti dan Mbah Kakung). Saya booking JOG-KUL pp untuk tanggal 9 Maret dan pulang tanggal 15 Maret. Serasa mau nari gambyong waktu akhirnya dapat Rp 420 ribu untuk dua orang pulang pergi. Murih tenin!
Di tanah seberang, Puput bilang mau cari-cari tiket liburan juga. Saya bilang, oke, tapi jangan awal Maret, Uti sama Mbah Kakung sudah dibeliin tiket promo. Tapi, bukan Puput kalau nggatekke. Pokokmen, omongane bojone ki ora tau digagas.
Puput dapat tiket murah ke Korea untuk kami berempat tanggal 6-12 Maret. Nah kan, nah kan, gimana coba Uti dan Mbah Kakung mau datang kalau kaminya masih di Seoul? Sambil ngomel-ngomel cantik saya suruh Puput bookingkan tiket berangkat lagi. Akhirnya dibelikan tiket JOG-KUL untuk Mbah Kakung dan Uti tanggal 13 Maret, masih dengan harga Rp 220 ribu berdua. Nanti yang tiket hangus bisa diminta airport taxnya. Toh jadinya nggak rugi karena kursi gratis. FIX.
Masalah lain muncul bulan lalu ketika Simbok sadar bahwa Cucup Markecup salah booking nama buat Uti. Salahnya fatal banget lagi. Pokoke marai gero-gero! Puput punya ide gila buat ganti nama di tiket print-out karena menurutnya petugas AirAsia cuma bakal scan barcode aja, nggak bakal cocokin nama di komputer. YA KALI YAKIN BANGET ENTAR KALAU UTI MALAH DIBLACKLIST IMIGRASI MALAYSIA PIYE???
Rasanya pengen ngeplaki pantat Puput pakai sutil. Continue reading Mbah Kakung Ketinggalan Pesawat →