Gara-gara nonton “Crazy Rich Asian” dalam perjalanan pulang dari Lagos (telat banget yak), saya kok jadi teringat pengalaman beberapa tahun silam saat berjumpa seorang Crazy Rich Jakartan. Oya, saya emang sangat jarang banget nonton film, apalagi yang di bioskop, biasanya juga cuma nonton pas kebetulan naik pesawat full service yang ada pilihan filmnya.
Jadi tahun 2013 saya ada biztrip ke Amerika untuk inspeksi peralatan yang akan dipasang untuk suatu proyek di kantor. Ini prosedur standar untuk memastikan peralatan yang dibeli memang sesuai spesifikasi dan bekerja normal sebelum dikirim ke Indonesia. Kebetulan bos lagi baik hati mau ngirim saya pergi jauh-jauh ke Amrik, biasanya dia sendiri yang pergi kalau jauh-jauh hahaha….
Kalau kalian atau anak-anak kalian punya ketertarikan untuk belajar studi pembangunan — development studies — ada baiknya untuk mencari informasi tentang Brighton. Sebuah kota yang vibrant, meriah, di selatan Inggris.
Bulan lalu kami mendadak ke Brighton, yang cuma 30km berkendara dari Crawley. Tanpa rencana sebelumnya karena kebetulan matahari bersinar cerah setelah dua minggu diterpa badai. Bukan untuk cari sekolah, cuma mau cari pantai hahaha.
Anyway, bicara tentang sekolah, Brighton and Hove (demikian nama resmi kotanya sejak tahun 2000) memang punya dua universitas besar. University of Sussex, walau tidak masuk Top Ten Universities di UK, memiliki Institute of Development Studies yang kabarnya terbaik di dunia.
Nah, kan, pantesan temen saya kemarin menyarankan saya ke IDS aja kalau mau nerusin sekolah lagi. Perguruan tinggi lainnya adalah University of Brighton. Silakan cek-cek sendiri untuk ranking universitasnya. Sekilas yang saya lihat biaya hidup seorang mahasiswa di Brighton antara GBP 600-1250 per bulan. Jadi sekitar 10-22 juta/bulan. Tentu itu di luar tuition fee dan establishment-nya.
Karena tujuan utama adalah ke pantai, kami lempeng aja lurus ke British Airways i360 yang memang ada di pusat pantai Brighton. Bahkan Royal Pavillion aja kami cuekin. Padahal awalnya memang kami ga mudeng kalau itu Royal Pavillion adalah atraksi utama di Brighton.
Kirain gurdwara hahahahahhahahha. Malah kami langsung menyimpulkan bahwa banyak orang Sikh di Brighton kalau bisa bikin gurdwara segede itu. Forgive our ignorance wkwkwk.
Nganu….karena permintaan penggemar (tsaaah), akhirnya saya tuliskan kisah yang sudah terlambat 7 tahun ini.
Jadi dulu, setelah menikah, saya masih bekerja di sebuah institusi bernama Yu En di Jakarta. Itu semacam kancane Yu Djum karo Yu Mar. Jadi DINK itu enak banget ya. Apa itu DINK? Double Income No Kids. Duite akeh, pengeluaran sedikit. Karena dari dulu saya dan Puput memang tidak pernah punya gaya hidup mewah. Pengeluaran terbesar hanya untuk sewa apartemen, karena bagi kami itu adalah investasi untuk menyewa apartemen tidak terlalu jauh dari kantor. Puput biasa naik Kopaja untuk berangkat ke kantor. Saya pun naik metromini ke kantor. Hanya ketika hamil sudah sangat besar, saja terpaksa naik taksi, karena tarif ojek pangkalan dari apartemen saya ke kantor itu nggilani. Sering lebih mahal dari Blue Bird.
Minggu-minggu terakhir saya kerja, kebetulan kantor lagi heboh karena kedatangan big boss. Kadang saya pulang malam. Alhamdulillah kehamilan saya waktu itu setrong koyo jaran, sama sekali tidak ada keluhan. Sepanjang hamil, kami biasa banget liburan ke mana-mana, ke luar negeri masih dengan style backpacker atau road trip bawa mobil sendiri. Kami sempat ke India, Malaysia, Thailand selama hamil. Semua biasa saja. Kaki saya tidak bengkak, napas saya tidak pendek, tidak ada gatal seperti pas hamil Ola. Hanya sering kegerahan sehingga aktivitas favorit saya adalah wudo di depan AC.
Backpacking pertama Oliq waktu umur 6 bulan
Bahkan ketika kami ditangkap polisi lalu terdampar di India – yang mungkin salah satu kisah terngenes perjalanan kami – saya tetap tegar. Kalau kalian belum pernah baca, ya wajib klik ke sini: https://backpackology.me/2015/07/31/perjuangan-berat-demi-taj-mahal/ niscaya kuota Anda tidak akan sia-sia wakakak.
Saya berhenti bekerja 2 minggu sebelum HPL (tapi masih gajian hingga 5 bulan ke depan huhuuu). Saya glundang-glundung di depan AC sambil nonton TV selama Puput kerja. Pokmen koyo ndoro pol. Paling masak sama cuci piring doang. Laundry tinggal pakai kiloan. Continue reading Lahiran Oliq dan Mati Listrik Saat Operasi→
Judulnya kaya cerita horor ya? Padahal bakalan lucu nih. Ya biasalah lucu-lucu ngenes nyebahi 😂😂
Jadi ceritanya kami ke Johor Bahru dengan tujuan utama Legoland. Singapura cuma jadi side trip. Kebetulan Ola belum pernah ke Singapura, hitung-hitung ndolanke dia ke negara ke-9 ini.
Awal mau berangkat ke Johor sudah mengkhawatirkan. Pulang field trip hari Kamis Oliq demam. Dan Jumat masih demam hingga bolos sekolah. Hari itu ada 6 anak sekelas dia yang demam, hampir separo kelas sendiri.
Kami agak ragu, jadi berangkat ga. Ya wis tunggu Sabtu aja. Sabtu pagi yang niatnya berangkat habis Subuh kami undur agak siang. Oliq udah ga terlalu demam walau kemudian mimisan sedikit. Anaknya ngotot minta berangkat.
Perjalanan ke JB naik mobil santai butuh waktu 5,5 jam karena sempat salat dan makan siang lama. Emang niat santai aja biar Oliq ga sakit lagi. Intinya, anaknya udah sembuh hingga kami sampai di hotel di kawasan Taman Perling.
Lihat salju. Itu adalah salah satu alasan tersering yang saya dengar kenapa temen-temen memutuskan untuk liburan di negara empat musim saat musim dingin. Padahal musim dingin itu repot, lho, harus bawa berbagai perlengkapan seperti coat, long john, kupluk dsb. Dan kadang kalau memang belum punya sama sekali, total belanja barang-barang itu mungkin hampir sama dengan harga tiket pp-nya.
Biar sudah hangat tetap butuh kehangatan tambahan
Faktanya, tidak semua negara dengan musim dingin itu bersalju, tapi tetap saja liburan musim dingin itu menggoda iman. Lha maklum saja kita kan pengen merasakan pengalaman berbeda di negara empat musim, wong kita ini tinggal di negara banyak musim. Selain musim hujan, musim kemarau, ada juga musim banjir, musim rambutan, musim gapyok-gapyokan di medsos kalau pas kebarengan musim pilpres dan pilkada, ada musim begal motor. Daku sediiiiih ciiiiint…….
Salah lain alasan liburan musim dingin adalah: BIAR KELIHATAN DI LUAR NEGERI huahahhahaa. Lha nek kowe ning Malioboro nganggo jaket tahan air lan sepatu boot sakdengkul, bukannya kelihatan keren, malah dikon nyaponi telek jaran sing pating tlenyek.
Demikianlah, betapa visualnya jiwa-jiwa narsis ini.
Jadi, serepot-repotnya liburan pas musim dingin, tetap dilakoni, for the sake’s of experience. Pengalaman. Biar kalau pakai kupluk kelihatan keren, enggak dikira tukang villa nawarin kamar dengan kamar mandi dalam boleh jam-jaman.
Kebetulan saya pernah berlibur musim dingin di beberapa negara: Turki, Belanda, Norwegia, Perancis, India, Taiwan, Korea, Australia (kalau ini tinggal sih ya), jadi bisalah sedikit berbagi tips.
The Golden Rule dari musim dingin adalah: DRESS IN LAYERS. Pakai bajunya berlapis-lapis. Enggak satu lapis saja, berlaku juga untuk celana. Tentu ini kalau suhunya dingin banget, buat kami yang pasti di bawah 5° Di atas itu, masih berani celana satu lapis, tapi atasan sudah berlapis. Kalau anak-anak di bawah 10°C celana sudah saya dobeli, apalagi atasnya. Kelebihan dari baju berlapis ini adalah mudah untuk adaptasi. Musim dingin kadang mudah berubah suhunya, ini banget-banget terjadi di Melbourne Australia. Dingin, ujug-ujug panas, ujug-ujug hujan es. Nah kalau baju berlapis, kalau terasa agak hangat, bisa dilepas satu lapis. Atau kalau kalian masuk ruangan, jaket bisa dilepas, tapi mungkin kalau kaosan tok masih terlalu dingin, kan asyik kalau dalamnya masih dobel.
2. What are in the layers
Ini gambaran apa saja yang kami pakai ada musim dingin (di luar daleman, nanti ada bahasan tersendiri), tentu kalian sesuaikan masing-masing:
Dingin banget (minus sampai 5°C). Dewasa: long john celana, celana tebal (2 lapis, kalau memang dingin banget atau berangin, bisa ditambah legging tapi pengalaman saya sih kalau celana 2 lapis saja), long john atas, kaos biasa, sweater tebal kalau ada wool, winter coat tebal (4 lapis). Kupluk. Kaos kaki wool (kerasa banget bedanya kalau kamu pakai kaos kaki biasa). Sarung tangan. Tambahan: syal. Sepatu: kets biasa atau boots. Walau dibilang Ugg is for ugly girl, saya tetap penyuka ugg. Tapi punya saya ugg-uggan beli online harga dulu 200ribu. Itu aja udah nyaman banget lho. Anak-anak: anak saya ga ada yang punya long john, jadi kostum mereka pakai biasa aja tapi lapisan ditambah. Bawahan: legging yang ada pucuk kakinya 2 lapis, lalu celana biasa yang tebal (3 lapis). Atasannya kaos, sweater, jumper, baru winter coat yang ada hoodienya (4 lapis, boleh ditambah kaos 1 lagi kalau dingin atau angin). Kaos kaki 2 lapis kalau leggingnya yang cuma sampai mata kaki, kaos kaki anak saya yang biasa karena ga punya wool. Kupluk tambah hoodie dari coat. Gloves. Tambahan: earmuff, tapi anak saya ga punya hahahha. Sepatu: kets biasa atau lebih baik lagi sepatu khusus winter.
Dingin biasa (5°C-10°C) Dewasa: Long john celana, celana biasa (2 lapis), long john atas, kaos, winter coat. Udaha ga pakai kupluk pun ga masalah karena saya juga masih pakai kerudung, sementara Puput rambutnya sudah memberi proteksi premium. Ga pakai gloves juga. Sepatu dan kaos kaki masih sama di atas. Anak-anak: legging, celana tebal (2 lapis), kaos, sweater, winter coat (3 lapis). Kaos kaki, sepatu. Masih harus pakai kupluk atau hoodie. Gloves lebih baik masih pakai keculai kalau kaya Ola yang emoh banget hadeeeuuuh.
Dingin-dingin empuk (suhu belasan derajat) Dewasa: celana 1 lapis aja, atasan kaos dan winter coat. Kalau sudah mendekati 20°C sih jaket biasa aja gapapa ya. Tapi kalai suhu masih naik turun mending play safe. Kaos kaki biasa, sepatu kets.Anak-anak: Oliq biasa celana 1 lapis karena pakai jins, Ola 2 lapis karena celana dia semua bentuknya legging tipis. Atasan kaos (bisa 1 bisa 2 tergantung suhu) dan winter coat. Udah ga perlu gloves, tapi kalau saya tetap bawa, kadang pas ke pegunungan masih terlalu dingin. Anak-anak udah ga pakai kupluk, cuma hoodie yang dari coat. Sepatu kaos kaki biasa.
3. Belinya di mana? Dulu, zaman saya mau sekolah di Australia, susah banget cari perkakas musim dingin di Jogja. Beruntunglah kalian yang traveling di era online seperti ini. Gampang banget cari winter gear. Oh ya, saya pernah nulis tempat cari perlengkapan musim dingin di Jakarta di sini. Tapi mungkin sudah out of date juga ya.
Ada perbedaan pendapat tentang “beli di sana” dan “beli di sini”. Kalau menurut saya, kalau memang travelingnya pas musim dingin, ya mending “beli di sini”, biar pas sampai sana sudah siap. Enggak malah habis waktu muter-muter cari jaket sambil kedinginan plus kepuyuh-puyuh. Beda halnya kalau kalian mau sekolah, datang pas belum musim dingin, bisa cari sale di tempat tujuan atau malah beli perlengkapan winter di toko barang bekas kaya Saver’s, Salvation Army, Oxfam Shop dsb.
Long john beli di mana? Kawan-kawan selama ini banyak yang merekomendasikan heattech Uniqlo, ada yang extra warm ada yang ultra warm. Harganya memang terjangkau. Saya sendiri sebagai pengguna kaos dan celana panjang dan celana pendek Uniqlo memang puas dengan brand ini, tapi belum pernah coba heattech karena long john lama kami masih ada. Saya lihat fleece dan winter coats Uniqlo juga bagus-bagus. Sepertinya untuk anak-anak juga ada.
Winter coat Ola (bekas Oliq) beli di Zara. Punya Oliq sekarang beli di Norwegia karena Puput dulu lupa bawa coat Oliq dan baru sadar pas sampai sana. Bayangkan.
Untuk inner, banyak juga yang merekomendasikan Mark and Spencer. Harganya cenderung lebih mahal dari Uniqlo tapi barangnya juga lebih berkualitas.
Untuk kupluk, gloves, saya mending beli online. Barang-barang yang asalnya dari China gitu harganya murah banget. Gloves Oliq cuma RM 10 free ongkir. Ola ga mau pakai gloves barunya karena “……itu buat perempuaaaaan huaaaaaa. Ola ga mau ada benik-beniknyaaaaaa.”
Dalaman
Beberapa hari yang lalu di salah satu status saya ada komen dengan thread luar biasa panjang. Bahannya cuma satu: celana dalam laki-laki. Emang kalau lagi traveling ini PR banget. Kalau perempuan saya rekomendasi pakai yang seamless, mudah dicuci dan cepat kering. Kalau celana dalam laki-laki kan biasanya tebal, susah kering, kalau bawa banyak bakal ngebak-ngebaki koper. Mending cari yang agak tipis, mudah kering. Asal jangan merk Hings putih kaya bapak-bapak zaman dulu. It’s such a turn off.
Kabar baiknya, kalau pas musim dingin itu biasanya keriiiing banget. Jadi jemuran, walau cuma dijemur di kamar mandi lumayan cepat kering. Apalagi kalau digantungin di atas kap lampu.
Beha
Wahai para perempuan, mohon simak poin ini. Ini sungguh sangat penting karena beha itu tebal dan susah kering. Belum lagi kalau kalian bawa yang berkawat, berbusa, dan berenda akan menuh-menuhin koper kalau bawa banyak. Jadi bawalah sedikit saja. Misal: 1 atau 2. Lha kalau kurang gimana? Ini triknya. Uhuk. Pakai beha di luar kaos. Jadi gini: pakai kaos dulu, baru beha. Baru kaos lagi (kan layered clothing ya), baru winter coat. Wait, jangan ketawa dulu, ada manfaatnya lho:
Beha jadi enggak kotor karena berada di tengah-tengah baju. Cup maupun talinya tidak nempel langsung di kulit. Jadi bisa dipakai lagi. Ha, irit jemuran kan? Makanya bawa spare 1 saja cukup.
Musim dingin itu sangat kering buat kulit kita yang biasa di iklim tropis. Jeratan tali kutang sama seperti kolor yang terlalu ketat, gampang bikin gatal kulit yang sangat kering. Kalau pakai kutang di luar kaos, meminimalisir kontak langsung dengan kulit niscaya gatal pun terminimalisir.
Kalau saya sudah pakai kostum gini, diketawain Puput. Yo ben yang penting irit dan nyaman. Asal, jangan kamu masuk ruangan terus buka jaket, ternyata di dalamnya langsung beha di luar kaos. Kan embuh banget itu?
Kalau Superman celana dalam di luar. Kalau kutang di luar jadi Super Simbok.
Pelembab
Ini juga extra penting. Dulu teman-teman laki-laki saya sok emoh di Australia pakai pelembab. Itu 13 tahun yang lalu di mana metroseksual masih tabu hahahaha. Mereka ga mau pakai pelembab, karena menganggapnya kosmetik. Yang ada kulitnya jadi nglothok-nglothok. Sejak itu jadi merasa wajib pakai pelembab. Pakainya Sorbolene. Entah kenapa terakhir saya pakai sorbolene kiriman dari salah satu brand, kok efeknya ga begitu terasa di kulit saya. Sekarang saya prefer pakai Vaseline Petroleum Jelly. Ini mantep banget untuk udara dingin *minta endorse Unilever*. Rasa-rasanya banyak traveler yang juga mengandalkan Petroleum Jelly ini. Habis gitu, harganya murah banget, di Malaysia cuma RM 5, sekitar 17 ribu rupiah. Bisa dipakai di kulit, muka, bibir. Ya, kalau habis pakai terus cipokan rasane klonyot-klonyot lunyu.
Conditioner
Kalau kalian mengandalkan sampo hotel, mending bawa conditioner sendiri. Kalau ga rambut kalian bakal sangat kering, mudah rontok. Apalagi sampo hotel kan kebanyakan murahan. Anak-anak saya yang rambutnya halus aja kelihatan beda banget waktu traveling di negara dingin, apalagi rambut kita sing wis mangalami asam garam kehidupan. Duh, bawa ya.
Kerudung
Saya sih selalu prefer pashmina. Untuk winter trip, saya suka pashmina yang agak tebal, tipe-tipe cashmere gitu. Jadi selain bisa buat kerudungan, bisa berfungsi jadi scarf. Bisa juga jadi kemul. Kalau bisa pashmina yang bolak-balik, beda warna, lumayan kan bisa jadi property foto. Coba kalau ada yang jual pashmina bolak-balik jawil Simbok, ya.
Ini waktu di Korea dua tahun lalu
Karena ini udah panjang banget, saya stop di sini ya, takutnya kalian malah bosen bacanya terus ketiduran atau malah kepentut-pentut. Kalau ada pertanyaan silakan dilayangkan lewat media sosial mana saja, kalau mau kirim hadiah atau barang endorsement juga boleh ahhahahah.
Salam Super Simbok.
An Indonesian family backpacker, been to 25+ countries as a family. Yogyakarta native, now living in Crawley, UK. Author of several traveling books and travelogue. Owner of OmahSelo Family Guest House Jogja. Strongly support family traveling with kids.